Bimbingan Pra Nikah: Mengatasi Konflik dalam Rumah Tangga
Konflik adalah perselisihan yang timbul karena perbedaan
atau pertentangan dalam menyikapi suatu masalah.
Didalam menjalani
kehidupan berumah tangga ada kalanya konflik dapat terjadi dikarenakan didalam
pernikahan itu bukan hanya hubungan antara suami dan istri saja, ada keluarga
besar masing-masing pasangan, teknologi atau kebutuhan yang semakin berkembang
atau kompleks.
Adapun sumber atau
penyebab konflik dapat dibagi menjadi 5:
Perbedaan karakter/
kepentingan (dalam hal kebiasaan)
Perbedaan paham/
pemahaman/ persepsi (dalam hal komunikasi)
Perilaku yang kurang
menghargai orang lain (dalam hal respon)
Kompetisi untuk
mendapatkan sesuatu (dalam hal karier)
Tugas dan tanggung
jawab yang tidak dirumuskan secara jelas
Konflik dalam rumah tangga terjadi karena tidak mengerti
cara komunikasi suami-istri, terkadang dari cara bicara/ nada bicara dapat
menyebabkan konflik oleh karena itu perlu untuk menjaga mulut dari nada-nada
yang sifatnya kasar, menyindir.
Untuk suami – arahkan
mata dan telingamu terhadap perkataan istrimu karena istri/ wanita memiliki
kebutuhan berkata-kata yang banyak (minimal 16.000 kata per hari) untuk menjaga
hubungan komunikasi dengan orang lain.
Untuk istri – Jika
suami pulang dari kantor dan tidak berkata-kata/diam bukan berarti dia sedang
marah, istri harus peka terhadap kondisi suami, jangan langsung mengeluarkan
kata-kata complain karena bagi suami yang dibutuhkannya pada saat itu adalah
istirahat.
Ada 4 tipe
kepribadian orang/ pasangan dalam bereaksi/ menanggapi konflik:
Mendiamkannya: Berpikir bahwa cara terbaik menyelesaikan
masalah adalah dengan mendiamkannya, mendiamkan sama halnya dengan menghindar
dari masalah (dapat juga berarti pengecut), mendiamkan tidak akan menyelesaikan
masalah, bahkan hanya membangun tembok antara suami istri.
Bertengkar untuk menang: Bertengkar
untuk membuktikan diri bahwa ia paling benar dan pasangannya salah, bertengkar
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Mengalah: Menganggap bahwa mengalah itu tindakan yang benar dan
tidak perlu bersusah payah untuk membuktikannya, ini sebenarnya merupakan
kemarahan yang dipendam, yang pasti akan dilampiaskan pada kesempatan atau cara
yang lain.
Berkompromi = Mencari penyelesaian: Masing-masing sedikit
mengalah dan mencoba mencapai titik tengah/kesepakatan ini merupakan jalan
terbaik. Setiap pasangan perlu belajar mengetahui cara mengatasi konflik dengan
baik, yaitu bagaimana bertengkar dalam kasih. 1 Korintus 13:4-8 Kasih itu
sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong,
tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak
pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karna
ketidakadilan, menutupi segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu dan
kasih itu tidak berkesudahan.
Jenis-jenis kasih ada 4 jenis:
Eros – Kasih yang
bersifat kedagingan, seksualitas
Storge – Kasih
antara sahabat
Phila - Kasih
antara orang tua dan anak
Agape – Kasih
Tuhan kepada Manusia.
Kita tidak bisa lari dari masalah. Apabila ada konflik dalam
kehidupan berumah tangga harus diselesaikan dengan pasangan kita, jangan
langsung curhat kepada orang lain/ orang tua. Lebih Bijak jika kita mencoba
menyelesaikan secara 4 mata dahulu, apabila tidak dapat menyelesaikannya
hubungi gembala/pendeta yang dapat memberikan masukan yang bijaksana sesuai
dengan Firman Tuhan, atau orang yang kerohaniannya tinggi dan tidak bocor
mulut.
Menceritakan masalah kepada orang tua bisa dilakukan hanya
saja pastikan dahulu bahwa orang tua kita adalah orang tua yang objective
(tidak memihak) karena kebanyakan orang tua selalu membela anaknya (apabila
masalahnya sudah selesai orang tua kita masih saja melihat kejelekan dari
pasangan).
Juga kita tidak boleh menceritakan masalah rumah tangga kita
kepada teman baik karena bisa saja teman kita bocor mulut dan menceritakan aib
keluarga kita kepada orang-orang yang dikenalnya.
Jangan Curhat kepada lawan jenis, sebab akan terjadi
perselingkuhan dan dapat menyebabkan masalah yang lebih besar lagi dikemudian
hari.
Prinsip Firman
Tuhan dalam menghadapi konflik:
Miliki sikap orang belajar. Masing-masing akan menang jika dapat belajar dan bertumbuh
melalui pengalaman, sikap orang belajar adalah sikap yang dibutuhkan karna
dengan sikap ini kita mau diajar dan dituntun untuk melakukan kebenaran untuk
mencapai jalan keluar yang terbaik, Ketika menghadapi konflik, kita meminta
pertolongan Tuhan atau Hamba Tuhan untuk menuntun kita mencari penyelesaian.
Rumah tangga yang harmonis tidak bisa jadi secara instan;
Amsal 24:3-4 – Dengan hikmat rumah didirikan, dan dengan kepandaian itu
ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta
benda yang berharga dan menarik.
Hikmat itu didapatkan dari belajar/ Tuhan; Kepandaian didapatkan melalui
belajar dari pengalaman. Rumah Tangga diisi harta benda: damai sejahtera,
sukacita, kebahagiaan.
Konflik membuat jiwa menjadi lesu – untuk itu datang kepada
Tuhan dan belajarlah, miliki hati yang lemah lembut, rendah hati (kosongkan
cangkir).
Mendengar dengan baik Ajak pasangan kita untuk menceritakan
perasaan dan keinginannya, dengar dan temukan akar permasalahannya, tanyakan
kepada pasangan kita: apa yang diinginkannya, apa yang menurutnya jalan
terbaik.
Yakobus 1:19; Suami istri harus cepat mendengar dan lambat
untuk berkata-kata, juga lambat untuk marah
Kendalikan emosi/ amarah Kemarahan tidak pernah membantu untuk menyelesaikan konflik
atau membantu kita bertumbuh dalam konflik.
Yakobus 1:20; Amarah tidak mengerjakan kebenaran dihadapan
Allah.
Amsal 15:1; Jawaban lemah lembut meredakan kegeraman.
Pikir dulu sebelum bicara Amsal 10:19; Didalam banyak
bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.
Dengan berpikir dulu sebelum bicara, akan membantu kita
mengatakan keinginan kita tanpa melukai perasaan pasangan kita.
Instrospeksi diri sendiri didalam kitab Amsal 28: 13; Siapa yang menyembunyikan pelanggarannya
tidak akan beruntung, tetapi siapa yang mengakui dan meninggalkannya akan
disayangi.
Jika kita salah – akuilah, jika kita benar – diamlah!!
Persingkat konflik didalam kitab Efesus 4:26; Janganlah matahari terbenam sebelum padam
amarahmu.
Masing-masing berusaha untuk segera menyelesaikan konflik,
tidak menunda-nunda, apalagi dengan sengaja memperpanjangnya..
Dengan melakukan prinsip firman Tuhan, kita dapat mengubah
konflik menjadi berkat.
Bimbingan Pra Nikah: Dasar Pernikahan Kristen
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Uang)
Tuhan Memberkati!

Comments
Post a Comment