Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Untuk diketahui bersama bahwa dalam membangun rumah tangga pernikahan Kristen, kita mengenal adanya Pondasi dan Tiang/ Pilar yang membuat rumah tangga kuat dan kokoh. Ilustrasinya adalah sama seperti kita membangun Rumah dimana kita lebih memfokuskan kepada kekuatan strukturnya baru kemudian kita mempercantik Rumah tersebut dengan tambahan-tambahan lainnya seperti Cat Rumah, Lampu Penerangan, dan Aksesori Rumah yang lainnya.
Sebelumnya saya telah membahas bahwa yang menjadi Pondasi/ Dasar Pernikahan adalah Tuhan atau Firman Tuhan. Pondasi tidak kelihatan dan letaknya berada didasar tanah, begitu juga dalam rumah tangga - sewaktu Rumah tangga tersebut diberikan perhatian lebih pada firman Tuhan maka pernikahan itu akan kokoh dan dapat menopang beban-beban diatasnya.
Sementara Tiang/ Pilar didalam sebuah pernikahan itu ada 3
yaitu: Komunikasi, Seks dan Uang. Hari ini kita akan membahas tentang Tiang Komunikasi
1. Komunikasi dalam pernikahan
Komunikasi dalam pernikahan
merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani hidup rumah tangga, seperti
yang kita ketahui bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak.
Ada 2 Jenis komunikasi yang kita
kenal: Komunikasi secara verbal dan komunikasi melalui bahasa tubuh.
Banyak pasangan mengalami
berbagai masalah dalam pernikahan yang disebabkan komunikasi yang tidak lancar,
banyaknya faktor yang menyebabkan tidak lancarnya suatu komunikasi seperti
Latar Belakang Keluarga, Pendidikan, Pengalaman, Status Sosial, Keadaan
Ekonomi, Keturunan, Budaya dan lain sebagainya.
Jika komunikasi tidak berjalan
dengan baik maka kasih, kehangatan, kemesraan dan keintiman dapat menjadi
hambar, sehingga hal inilah yang menyebabkan masalah sehari-hari dan jika
bertahun-tahun tidak dibicarakan atau dikomunikasikan bersama pasangan maka
sama halnya seperti kita menyimpan bom waktu yang suatu saat akan meletus.
Ada 5 Tingkat komunikasi:
Tingkat 5: Pembicaraan semu, misalnya:
apa kabar?..
Tingkat 4: Menyampaikan berita tentang orang lain.
Tingkat 3: Pandangan saya.
Tingkat 2: Perasaan saya.
Tingkat 1: Komunikasi kepribadian secara menyeluruh.
Prinsip Firman Tuhan
Dalam membangun hubungan harus
memiliki dasarnya adalah Tuhan - Firman Tuhan. Cinta yang dibangun berdasarkan
Tuhan dan Firman Tuhan adalah seperti sebuah segitiga sama sisi Sewaktu Pria
mencari Tuhan; Wanita mencari Tuhan - Fokusnya pada Tuhan, maka Tuhan yang
membuat dekat hubungan Pria dan Wanita.
Penting disini supaya Tuhan hadir
dalam keluarga yang kita bangun karena didalam keluarga yang kita bangun
bersama dengan Tuhan dan pasangan kita ada cinta; yang isinya adalah komitmen,
komunikasi, dan cinta kasih:
Bangun rasa aman untuk
berkomunikasi, 1 Petrus 3:10; “Siapa yang mau mencintai
hidupdan mau melihat hari-hari baik,ia harus menjaga lidahnya terhadap yang
jahatdan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.- Jika kita ingin membuat pernikahan kita utuh
maka masing-masing pasangan harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan
bibirnya terhadap ucapan yang menipu.
Biasakan untuk membangun rasa aman dalam
keluarga kita melalui perkataan yang membangun, yang mengucapkan berkat dan
kata-kata yang positif. Rasa aman dalam berkomunikasi dapat diciptakan oleh
pasangan sewaktu berada disaat makan, sewaktu tidur, atau cari waktu saat
pasangan kita sedang tenang. Memberikan kebebasan buat pasangan mengungkapkan
perasaan, pikiran dan keyakinannya dengan jujur dan terbuka; Tidak memberi
penghalang atau batasan bagi pasangan untuk berkomunikasi; contohnya "kalau
saya lagi dikantor, kamu jangan telpon saya... atau jangan bikin pusing dengan
masalah anak...itukan urusanmu.." ;
Jangan memakai komunikasi untuk
menyerang atau menghakimi pasangan kita - harus ada etika atau tata krama dalam
berkomunikasi; Berikan Kepercayaan kepada pasangan kita terhadap apa yang akan
dikatakannya
Berusaha untuk mengerti, bukan
untuk dimengerti, Lukas 6:31; "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.- Pakailah waktu sebanyak mungkin dan berusahalah
dengan gigih untuk mengerti sudut pandang pasangan kita sebagaimana kita ingin
dimengerti olehnya. setiap pasangan harus memiliki karakter "melayani lebih dahulu".
Kita harus
mempelajari/ mengerti apa yang disukai dan tidak disukai oleh pasangan;
mengerti kapan datang bulan pasangan. Ingat jika ada masalah yang belum bisa di
selesaikan jangan langsung mengeluarkan kata cerai, belajar untuk memuji
pasangan kita, jangan mengatakan hal yang negatif seperti jelek, bodoh, gendut. Ada usaha yang kita lakukan agar pernikahan itu tetap langgeng.
Jangan menganggap bahwa kita
sudah tahu - Sadarlah bahwa ada informasi yang mungkin tidak kita peroleh tanpa
bertanya lebih dulu kepada pasangan kita karena beresiko menimbulkan kecurigaan
(negative thinking); hindari penggunaan hp untuk menjelaskan masalah yang kita
miliki dengan pasangan, biasakan bertatap muka sehingga kita mengetahui raut
wajah, emosi seseorang.
Dengarkan pasangan saudara - Amsal
18:13: jika kita memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan
kecelaan baginya. Usahakan telan air liur dulu baru beri jawab :D. Kita harus
lambat berkata-kata dan cepat mendengar -Yak 1:19; Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Setiap masalah selalu ada
solusinya oleh karena itu jika kita marah jangan sampai amarah itu kita bawa
kedalam perasaan, pikiran sehingga tersimpan pada hari-hari berikutnya - Maz
37:8; Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Jangan suka mengomel/
bersungut-sungut = ngoceh sambil marah (Ulangan 8:2-3; Fil 4:6; Maz 37:8).
Bersungut-sungut adalah sewaktu ada sesuatu yang belum kita capai atau ada
beban misalnya butuh uang untuk keperluan. Ingatlah bahwa ketika kita mengomel
adalah suatu hal yang menjengkelkan dan membuat frustasi pasangan anda.
Kuncinya adalah segala yang kita lakukan harus sesuai dengan Firman Tuhan;
Tidak lupa memperkatakan Firman Tuhan, Tuhan yang membuat berhasil setiap usaha
yang kita lakukan, kita mengandalkan Tuhan dalam menjalaninya.
Tidak setuju? Boleh... Tidak
hormat? Tidak boleh ( Mat 5:37) - Tugas istri adalah Tunduk pada suami dan
Tugas suami adalah mengasihi istrinya (Ef 5:22-23). Ingatlah bahwa perbedaan
itu artinya bukanlah permusuhan
Perhatikan potensi yang ada pada
pasangan, bukan kesalahan dimasa lalu Fil 3:13-14; Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. - Siapa yang kuat harus menopang yang lemah,
saling melengkapi kekurangan masing-masing. Jangan memaksa pasangan kita
untuk menjadi seperti kita, tetapi harus seperti Tuhan Yesus Fil 2:5; Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, -
Perbedaan adalah untuk saling melengkapi bukan untuk saling menjatuhkan
Saling mendoakan: Cobalah cara
5-5-5 atau 10-10-10 - Setiap malam sebelum tidur suami bicara 5 - 10 menit lalu
istri juga bicara 5 - 10 menit... setelah itu keduanya berdoa bersama 5-10
(minimal). Hal ini kelihatannya mudah untuk dilakukan, tetapi kenyataannya
tidaklah demikian... mari belajar melakukannya untuk membangun keintiman suami
istri. Perasaan cinta kasih yang membara dapat menjadi hambar, tetapi cinta
kasih akan bertumbuh dan mencapai kematangan dalam pernikahan pasangan suami
istri terus menerus mengusahakan komunikasi Fil 2:1-4; Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Dalam mengusahakan komunikasi
kita harus menghindari:
Kritik/ berpikir negatif
Memandang Rendah/ tidak membangun
pasangan
Defensif (mempertahankan diri)
Diam membatu/ Tidak bersuara
Mendominasi/ Memaksa
Kita harus sampai kepada Tujuan
yaitu mencari win-win solution dalam menyelesaikan masalah
komunikasi/Penghalang komunikasi. Semoga keluarga-keluarga yang kita bangun
atau kita bentuk dapat tumbuh kuat dan dapat melahirkan generasi-generasi yang
ilahi dimuka bumi.
Bimbingan Pra Nikah: Dasar Pernikahan Kristen
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Uang)
Tuhan Memberkati!

Good Read
ReplyDeleteGbu
ReplyDelete