Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Uang) Lanjutan
Rumah Tangga terbagi dua, yaitu: Family berbicara tentang kasih dan Rumah Tangga berbicara tentang Struktur
Efesus 5: 22 – 33; Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena
suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang
mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab
itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar,
tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun
juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu
sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Tugas para Istri adalah menghormati suamimu karena dia yang menjaga kelangsungan hidupmu(menyelamatkan tubuhmu), dan untuk para Suami harus mengasihi istrinya dengan cara berkorban habis-habisan (sampai mati).
Dalam pernikahan perlu
perencanaan tentang: Keturunan, Keuangan, pengelolaan
Kita akan membahas tentang
Keuangan yang merupakan salah satu pilar atau penunjang dalam pernikahan
(walaupun uang bukan segalanya). Uang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Tentang Cinta akan Uang
Lukas 16:10-12 "Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan
barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah
yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau
kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu
sendiri kepadamu?
Matius 6:21; Karena di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Lukas 12:34; Karena di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
Alkitab Jelas menyebutkan tentang cinta uang yang dapat merusak hati atau kerohanian seseorang. Dari ayat-ayat Alkitab diatas
dapat disimpulkan bahwa kedudukan Mamon (Harta) di hati manusia yang hatinya
ada pada disetarakan dengan Tuhan.
Uang penting bagi kelangsungan
hidup, Tuhan Yesus berbicara tentang uang ada 3 kali di sinagoga yang tercatat
di alkitab yaitu: Didepan bait Allah, Dimimbar, dan di persembahan.
Tentang Berkat
2 Korintus 9:6-11; Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Berbicara tentang Berkat ada 2
saja yaitu Benih untuk di tabur dan Roti untuk dimakan
Benih untuk ditabur adalah penghasilan kita yang kita sisihkan untuk Persepuluhan, Persembahan Khusus, Diakonia (Untuk Orang Tua, Bantu Orang Susah, dan lain-lain), Komitmen/nazar.
Roti untuk dimakan adalah penghasilan yang kita dapatkan dari
penghasilan setelah dikurangi dengan benih untuk ditabur untuk memenuhi kebutuhan kita, untuk ditabung (Investasi).
Orang Israel diajarkan oleh Tuhan untuk tidak menggunakan uang dengan sembarangan, tidak hidup gengsi tetapi sengsara, tidak menaruh pada hal-hal yang konsumtif, mereka diajarkan untuk menggunakan uang untuk sesuatu yang menghasilkan(yang baik).
Dalam Lukas 16:1-9; Perumpamaan Bendahara yang tidak Jujur.
Dari semua perumpamaan yang
diajarkan Yesus, "Perumpamaan tentang Bendahara yang tidak jujur"
adalah yang paling banyak menimbulkan teka-teki. Yesus menyampaikan suatu cerita, yang
benar-benar dapat terjadi. Lazim seorang kaya mempunyai seorang bendahara untuk
mengurus keuangan perusahaannya.
Suatu ketika orang-kaya itu melihat
(curiga) bahwa bendahara itu menghambur-hamburkan miliknya, orang kaya itu
memanggil bendahara itu untuk meng-audit pembukuan-pembukuannya.
Bendahara itu tahu, bahwa
tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya adalah benar, bahwa ia telah korupsi
dan sekarang ia kebingungan tidak bisa mempertanggung-jawabkan uang yang sudah
ia korup dan mengembalikan kepada tuannya.
Maka untuk menyelamatkan diri, dia membuat
suatu siasat. Yaitu dengan membuat para debitur yang berhutang kepada tuannya
itu menjadi berhutang kepada bendahara itu.
Bendahara itu memanggil para
debitur yang berhutang kepada tuannya (ada 2 contoh yang diberikan):
Pertama, Kepada seorang debitur
yang berhutang 100 tempayan minyak, hutangnya didiscount 50%!. Dengan syarat
debitur itu membuat surat hutang yang lain yang jumlahnya menjadi 50tempayan
minyak saja. Nah disatu pihak tuannya dirugikan (tetapi dia tidak tahu), di
lain pihak debitur tentu dengan senang hati membuat surat hutang baru, karena
dengan demikian dia diuntungkan karena hutangnya di-discount 50%.
Ukuran tempayan,
atau bath dalam terjemahan lain, batos, Yunani.
1 tempayan kira-kira equal dengan
8.68galon
Maka, jumlah 100 tempayan minyak
itu merupakan jumlah yang sangat besar, yang kira-kira berjumlah 868 galon atau
equal dengan 3,946liter!. 1 pohon Zaitun menghasilkan 120 kilogram buah yang
bisa dijadikan 25liter minyak zaitun. Bisa dibayangkan bahwa debitur itu
berhutang hasil dari pohon zaitun yang kira2 berjumlah 150 lebih.
Atas 'kemurahan hati' bendahara
ini, debitur itu tentu saja berhutang budi kepadanya. Namun hal ini sama sekali
tidak merugikan sang-bendahara, sebab yang dia perlukan adalah surat bukti
hutangnya, yang nantinya akan dilaporkan kepada tuannya.
Kedua, Kepada seorang debitur
yang berhutang 100 pikul gandum, hutangnya didiscount 20%!. Dengan
syarat debitur itu membuat surat hutang yang lain yang jumlahnya menjadi 80
pikul saja. Nah disatu pihak tuannya dirugikan (tetapi dia tidak tahu), di lain
pihak debitur ini diuntungkan karena hutangnya di-discount 20%.
Ukuran pikul, atau bushels dalam terjemahan lain,
koros, Yunani.
Jumlah 100 pikul gandum equal
dengan 35ton gandum yang sama dengan hasil tanah seluas 100hektar tanah pada
waktu itu. Sama dengan contoh pertama,
si-bendahara ini hanya memerlukan 'bukti surat hutang' saja, sementara di pihak
debitur, akan dengan senang hati membuat surat hutang baru yang sudah
dikurangi/didiscount atas 'kemurahan' bendahara ini.
Kedua contoh diatas adalah
memperlihatkan uang dalam jumlah yang besar. Bendahara itu memerlukan 'exhibit'
untuk mendukung catatan keuangan yang harus ia berikan kepada Tuannya (yang
notabene pembukuannya sudah dirubah/ sudah direkayasa).
Benar, bendahara itu memerlukan
pembuatan 'bukti' secara kertas kalau uang yang diduga diselewengkan itu, diberikan
kepada debitur-debitur sebagai hutang (dimana bukti surat hutangnya sudah
ditangannya), hal ini perlu sekali jika nanti tuan itu mempertanyakan kemana
larinya uangnya itu.
Pelajaran yang dapat diambil dari
perumpamaan itu :
Harta yang dibebaskan kepada para
debitur oleh si-bendahara itu bukanlah miliknya, tetapi milik tuannya. Maka
bendahara itu 'tidak merasa rugi' atau 'dirugikan' apabila ia memberikan
kemurahan kepada para debitur, karena bukan uangnya. Sebaliknya, bendahara itu
merasa aman dengan caranya memberikan hair-cut (discount) kepada para debitur. Ini
penting bagi kedudukannya di masa depan, sehingga dia tidak dipecat atau malah
dipermasalahkan di pengadilan.
Dengan menggunakan perumpamaan "bendahara yang tidak jujur",
Yesus menasehati murid-muridNya, untuk memberikan uang/harta kepada mereka yang
membutuhkan sebanyak-banyaknya, sehingga mereka akan mendapatkan penghargaan
Allah dan disambut untuk hidup didalam rumahNya selalu (ayat 9). Karena itu,
anak-anak Terang (umat Tuhan) seharusnya tidak mengikatkan hatinya pada harta
duniawi, umat Tuhan seharusnya dapat memberi dengan murah-hati terhadap sesuatu
yang bukan miliknya, tetapi milik Allah.
Secara tidak langsung Yesus
berkata :
Bendahara yang tidak jujur itu
mengurangi jumlah hutang debitur tuannya, dalam rangka penyelamatan diri di
masa depannya;
Betapa lebihnya umat Allah
seharusnya membagikan harta yang dia kuasai yang merupakan milik Allah
seharusnya dibagikan.
Umat Allah harus menggunakan
milik duniawi mereka sebagai investasi rohani, sama seperti orang-orang duniawi
menggunakan uang mereka untuk mendapatkan keuntungan material. Waktunya akan
tiba di mana uang menjadi sesuatu yang sudah berlalu. Ketika kematian tiba, roh
manusia kembali kepada Allah dan yang memberinya (Pengkotbah 12:7). Allah
menyambut semua umatNya yang tidak mengikat hatinya kepada kekayaan duniawi
tetapi mengumpulkan harta di Sorga.
Ketika kita menyumbangkan uang
kepada orang miskin, kita sedang mendistribusikan kekayaan Allah yang
dipercayakan Allah kepada kita.
Dalam hal ini, Yesus meletakkan
kebenaran yang sama dengan perkataan ini "Janganlah kamu mengumpulkan
harta di bumi;..... Tetapi kumpulkanlah harta di Sorga" (Matius 6:19,20).
Dan apa yang diajarkan Yesus ini selaras pula dengan Perjanjian Lama, yaitu doa
Daud dihadapan umat Allah :
* 1 Tawarikh 29:14
Sebab siapakah aku ini dan
siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti
ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah
persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Bimbingan Pra Nikah: Dasar Pernikahan Kristen
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Komunikasi)
Bimbingan Pra Nikah: Tiang/Pilar Pernikahan Kristen (Uang)
Tuhan Memberkati!

luar biasa
ReplyDeleteTerima kasih telah membaca, semoga menjadi berkat buat anda dan keluarga. Amin
ReplyDelete