Bagaimana Dengan Waria ataupun lesbi?

Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, bagaimana dengan waria?
Waria atau biasa yang disebut (banci, homo, lesbi, double sex, ambigo, bencong, shemale, transexual, bisex, ataupun istilah lainnya) bisa terjadi karena masalah kejiwaan atau psikologis yang diakibatkan oleh rusaknya gambar diri. Dia seorang pria yang dituntut oleh lingkungannya untuk menjadi seperti wanita dan mulai terobsesi (secara psikologis) sebagai wanita dan sebaliknya. (lesbi adalah istilah kebalikan dari waria yaitu wanita yang berlaku seperti pria)
Bisa terjadi karena seseorang yang sejak dari kandungan ibunya diharapkan adalah laki laki dan ternyata yang keluar dari rahim adalah wanita. Orang tua mengharapkan, mengimani dan memperkatakan anaknya laki-laki, padahal yang didalam kandungan perempuan dan menjadi kecewa ketika anaknya lahir perempuan, hal ini dapat mengganggu jiwa anak.
Waria bisa terjadi juga akibat pengaruh lingkungan yang kuat dalam jangka panjang. Orang yang bermain drama, ketoprak, dan memerankan peran waria dalam jangka panjang, memerankan peran waria untuk meminta uang dipinggir jalan, dan juga laki-laki yang memerankan wanita (dan kebalikannya) maka mulai menghayati secara sungguh-sungguh, merasa bahkan mulai memposisikan, mencitra dirikan sebagai waria (atau sebagai lawan jenis yang sebenarnya). Perubahan perilaku yang terjadi karena perubahan gambar diri yang dibentuk lingkungan yang kuat secara terus menerus.
Waria juga bisa terjadi karena 'double spirit' dan perlu untuk dilayani pelepasan. Waria perlu pelayanan 'dilahirkan kembali (rohnya), pertobatan yang sungguh-sungguh, pelayanan pelepasan dari berbagai ikatan roh yang mungkin terjadi (jika penyebabnya hal-hal ocultisme) dalam hidupnya dan dalam garis keturunannya. Perlu pelayanan 'inner healing' (hatinya), untuk penyembuhan luka-luka batin serta pemulihan 'gambar diri' (pikirannya)
Untuk bisa lepas secara menyeluruh disarankan untuk dipisahkan dengan komunitas waria dan mulai mengembalikan jati dirinya, sesuai kenyataan secara fisik biologisnya laki-laki atau perempuan. Bersyukur dengan dirinya, merasakan kasih Allah dan terakhir diterima sebagaimana Tuhan menciptakan dia (laki atau perempuan) dan memperlakukan dia sebagai laki atau perempuan sebagai terapi dalam hidupnya. Pemulihan gambar diri, pemulihan hati hingga terbentuknya sikap, merubah sikap, memerlukan waktu yang lama dan kasih yang konsisten.

Hati-hati dengan pakaian!
Keluaran 28:4 Inilah pakaian yang harus dibuat mereka:...Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan iman bagi-Ku.
Ulangan 22:5 "Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.
Firman Allah mengajarkan, ada pakaian imam untuk imam, pakaian laki-laki untuk laki-laki dan pakaian perempuan untuk perempuan, kenapa demikian?
Manusia lahir dengan satu satu jenis kelamin, namun sebenarnya memiliki dua buah kelenjar hormon, estogeron dan testogeron. Misalnya bayi yang lahir laki-laki, saat orang tuanya menyebutnya ia laki-laki, mengenakan baju laki-laki, secara psikologis, si bayi mengenal dirinya laki-laki dan mendapat pencitraan dari papanya, dan secara psikologis tumbuhlah citra dirinya sebagai laki-laki dan ia akan menjadi laki-laki, karena pertumbuhan hormon testogeron seiring pertumbuhan psikologis/ kejiwaan dan pengenalan diri bahwa dia laki-laki, juga diiringi pertumbuhan fisik organ kelamin laki-laki yang tumbuh.
Pertumbuhan akan berbeda, jika si bayi laki-laki ini dikenakan baju perempuan, suka memakai baju perempuan, mainan perempuan, maka semuanya akan mempengaruhi kejiwaan, dan kejiwaan mempengaruhi hormon dan hormon mempengaruhi pertumbuhan secara fisik organ kelaminnya, sehingga banci, homo, lesbi, double sex, ambigo (membingungkan) dan berbagai penyimpangan lainnya. Karena itu Firman Tuhan dengan tegas melarang orang mengenakan baju yang terbalik dengan jenis kelaminnya.
Pakaian membentuk citra diri, dan mempengaruhi kejiwaan bahkan mengubah perilaku. Contoh praktis, berikan pakaian tentara kepada anak anda, apa yang terjadi? Dia mungkin mencari pistol-pistolan dan segera berteriak! 'dor!...dor! sambil mengarahkan pistolnya ke adik, kakak, atau orang lainnya didekatnya. Bahkan mungkin dia mengajak main petak umpet sambil perang-perangan.
1 Samuel 2:18 Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan.
Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan.
Hana, memberikan pakaian imam kepada Samuel, walaupun Samuel kecil, bukanlah keturunan imam dari suku Lewi, tetapi fakta menunjukkan, bahwa akhirnya Samuel menjadi imam, sebab pakaian yang selalu dipakainya sejak kecil, membentuk citra dirinya, bahwa dia seorang imam.
Pernah terjadi seorang anak kecil melompat dari meja karena memakai baju superman. Saya tidak tau, baju karakter apa yang kita berikan kepada anak kita untuk dipakai. Beberapa orang tumbuh menjadi banci, karena citra diri yang salah, identifikasi diri yang salah, karena sejak kecil diberi pakaian yang berlawanan dengan jenis kelaminnya,
Bahwa bermain sandiwara, ludruk, tarian kesenian lainnya dan memerankan jenis kelamin yang berbeda. Alam jiwanya mulai mencari figur dan jati diri baru, yang ternyata alam pikiran mempengaruhi pertumbuhan hormonnya, yang menjadi tidak sesuai yang seharusnya. Bukannya tanpa alasan kalau Firman Allah mengatur soal pakaian seperti ayat-ayat diatas.
Mohon diberikan perhatian dalam usia emas mereka 0 - 6 tahun pertama untuk membentuk pola pikir, citra diri, diantaranya melalui pakaian mereka. Sesuatu yang kita tanamkan sejak usia dini, termaterai dan tidak hilang begitu saja. Selain pakaian, mainan juga menjadi simbol dan figur proses identifikasi kejiwaan.

Pemulihan Hati Anak kepada Orang Tua
Maleakhi 4:5-6 Sesungguhnya Aku akan mengutus Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Maleakhi ditulis sekitar 400 tahun sebelum masehi. Terjemahan bahasa inggrisnya "Lets I come and strike the (earth) land with a curse."
Firman Tuhan menubuatkan bahwa akan ada pemulihan keluarga, pemulihan hati anak kepada orang tua dan hati orang tua kepada anak. Mengapa harus ada pemulihan hubungan ini? Apa akibatnya jika perintah ini kita abaikan?
Terlalu berbahaya mengabaikan Firman Tuhan ini, pertama Tuhan akan datang untuk memukul 'tanah' dengan 'kutuk'. Artinya tidak jauh berbeda dengan Kejadian 3:17-19 bahwa dengan susah payah akan mencari makan, mencari rezeki di 'tanah' atau usaha/pekerjaan kita.
Kutuk ekonomi. Terlalu banyak orang yang kita kenal usahanya selalu gagal sebab kutuk ekonomi karena pernikahan yang tidak benar, karena pernikahan harus dipulihkan, ini bisa terjadi juga karena hati bapa yang tidak dengan anak dan hati anak yang tidak dengan orang tua.
Kejadian 3:17-19 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri  yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Orang yang 'tidak diberkati', yang 'tidak hoki', 'yang susah cari makan' ada saja penyebabnya, orang-orang semacam itu ialah mereka yang tidak menghormati orang tuanya, ada masalah, ada kekecewaan, dan kebencian kepada orang tuanya. Pernah dikutuki orang tuanya karena pemberontakan yang dilakukannya. Dosa hakekatnya adalah pemberontakan, pemberontakan kepada Allah dan juga kepada orang tua.
Alasan kedua terlalu berbahaya mengabaikan Firman Tuhan diatas jika kita mengingat tulisan Paulus, bahwa perintah ini begitu penting, karena langsung dihubungkan ke umur manusia dan kebahagiaan
Efesus 6:1 -3; Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. 
Pemulihan anak orang tua dan sebaliknya itu penting dan jika dilakukan, maka mendapat berkat bahagia dan umur panjang yang digabung jadi satu. Ini berkat yang menarik. Coba bayangkan kalau bahagia tetapi tidak panjang umur. Atau panjang umur tapi tidak bahagia. Adonia dan Absalom adalah dua kisah anak yang memberontak dan keduanya mati muda.

Tuhan memberkati! 

Comments

Popular posts from this blog

Bimbingan Pra Nikah: Dasar Pernikahan Kristen

Pengajaran: Pemulihan Hati Bapa dan Anak

Krisis dan Respon Daud di Gua Adulam