Padang Gurun dan Tujuan kita?
"Dalam hidup manusia itu,
hukum yang utama adalah tabur dan tuai. Kita menabur, kita menuai. Percayalah
itu sekalipun kita tidak sekaligus langsung menuai. Itu semua tergantung apa
yang kita tabur. Kecambah 5 hari menuai, tapi harganya ya harga kecambah. Kalau
menanam padi, mungkin 3½ bulan kemudian baru menuai, tapi harganya harga beras.
Dan kalau menanam durian, 7 tahun baru panen, tapi hasilnya buah durian,
harganya harga durian. Jadi, seberapa besar kita nanti, sebesar apa yang kita
tabur hari ini. Kalau kita menabur kesetiaan, ketaatan, perhatian, maka kita
akan melihat nanti betapa berbahagianya kita."
kalau mau diberkati Tuhan,
jangan sampai tidak memperhatikan orang tua kita!
Satu perkara yang luar biasa, Tuhan tidak pernah merancangkan
persoalan dalam hidup Kita tanpa Tuhan menyeimbangkan dengan segala sesuatunya.
Ingat, besar-kecilnya kita, tergantung dari apa yang kita tabur.
#1 Siap menerima yang 'istimewa'
dari Tuhan
Tuhan sedang menginvestasikan sesuatu dalam hidup kita, sekalipun itu
bentuknya adalah proses dalam hidup kita.
Ulangan 8:3-9, Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan
engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga
tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan
TUHAN.
Dikatakan bahwa Tuhan membiarkan lapar tapi juga makanan. Jadi ada
proses, tapi juga ada pertolongan Tuhan, ada maksud Tuhan bahwa manusia bukan
dari roti saja, tapi dari segala yang diucapkan Tuhan!
Ayat 4, Pakaianmu tidaklah
menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh
tahun ini.
Lihat, ada tidak pakaian yang tidak menjadi buruk selama 40 tahun?
Baju yang dikenakan bangsa Israel selama 40 tahun tidak menjadi rusak. Bukankah
itu mujizat?
Tidak mungkin pakaian itu bisa sama bagusnya selama 40 tahun, tapi
bagi bangsa Israel, pakaiannya tidak menjadi buruk. Coba bayangkan, kalau
pakaiannya sedikit-sedikit ganti, betapa banyak domba harus dibunuh untuk 2
juta orang Israel. Jangan-jangan sampai tanah perjanjian, mereka sudah jadi
miskin.
Bahkan dikatakan dalam Firman Tuhan, kakinya tidak menjadi bengkak!
Ayat 5, Maka haruslah engkau
insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari
anaknya.
Anda boleh marah pada Tuhan karena Tuhan izinkan hidup dalam
penderitaan, dan lihat bangsa Israel selama 40 tahun berjalan, tempat yang
disediakan Tuhan tidak senyaman ketika mereka ada di Mesir, tapi Tuhan sedang
mengajari mereka seperti seseorang mengajari anaknya! Tuhan mengajar segala
sesuatu. Belajar itu tidak ada batasnya. Hidup itu untuk belajar. Segala
sesuatu yang terjadi pada Israel itu karena Tuhan sedang mengajar umat-Nya.
Ayat 6-7, Oleh sebab itu
haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut
jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. Sebab TUHAN, Allahmu,
membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai,
mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
Mengapa harus belajar? negeri yang baik itu dalam bahasa aslinya
berarti negeri yang excellent. Luar biasa baiknya!
Sebuah negeri yang luar biasa. Di Timur Tengah tidak mudah cari mata
air seperti itu, tapi Tuhan janjikan, negeri dengan sungai, mata air dan danau,
yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung!
Ayat 8-9, suatu negeri dengan
gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu
negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau akan makan
roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun;
suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.
Jangan pernah marah ketika Tuhan memproses Anda, ketika Tuhan
membiarkan Anda dalam satu kesulitan. Alkitab dengan tegas, salah satu
contohnya perjalanan bangsa Israel ini, Allah membiarkan mereka dalam
kesulitan, berjalan, tapi destiny-nya adalah bangsa yang berlimpah-limpah yang
nilainya jauh lebih besar dari yang mereka tinggalkan! Tuhan pasti ingin
memberikan sesuatu yang istimewa. Kalau Tuhan izinkan Anda meninggalkan
sesuatu, Tuhan pasti sedang memberikan yang istimewa-istimewa!
Ini kata kunci yang pertama! Persiapkan diri menerima yang istimewa-istimewa
dalam hidup Kita dan saya!
#2 Relakan sebagian
Jangan pernah menuntut berkat
Tuhan yang lebih besar, tanpa mau kehilangan sedikit pun yang kita punya.
Ketika Abraham disuruh mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran,
Ishak waktu itu sudah berusia 30 tahun, siap menggantikan Abraham. Dan ketika
sedang mempersiapkan anaknya itu menjadi 'pewaris' dari segala miliknya,
tahu-tahu Tuhan mau ambil Ishak, anaknya. tahu-tahu Ishak juga mau diambil alih
Tuhan. Tapi, Abraham adalah tokoh yang luar biasa. Dia taat, Ya Tuhan, aku
bawa. Waktu Ishak tanya, masih kurang kurbannya, Abraham hanya katakan, Jehovah
Jireh, Tuhan yang akan menyediakan. Ketika mengatkan itu, saya bayangkan tentu
Abraham sedih hatinya. Tapi Abraham hanya diam, dia tidak membuka pada Ishak
saat itu, karena iman Abraham belum tentu bisa dimengerti Ishak saat itu.
Bukankah kadang beriman itu bisa menyebabkan konflik dengan pasangan
hidup kita? Kadang suami mau memberi, tapi istri bilang, kita cuma punya segini
masa mau persembahan? Kadang laki-laki dan perempuan berbeda dalam melihat hal
seperti ini sehingga mau memberi pun menjadi konflik. Diumumkan persembahan
lalu konflik. Istri bilang, nanti saja kalau sudah meledak proyeknya baru beri!
Suami bilang, itu bukan iman! Sikap kita sebagai suami bagaimana? Diam saja.
Abraham mengajar anaknya diam. Belum tentu anaknya mengerti iman Abraham. Tapi
ketaatan Ishak kepada ayahnya, juga luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana
perasaan Abraham, tapi ada satu dimensi yang luar biasa, dia percaya Allah
tidak pernah berhutang budi.
Dalam Ibrani 11:17-18, dikatakan bahwa sekalipun Ishak adalah
anaknya satu-satunya yang dikasihinya, Abraham percaya bahwa Tuhan pasti akan
membangkitkan Ishak-Ishak yang lain. Luar biasa. Abraham tahu sikap Allah. Dan
ketika dia mau membunuh Ishak, Allah berkata, jangan bunuh anak itu! Sekarang
Aku tahu engkau tidak akan segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku!
Kemudian ada 4 janji Tuhan pada
Abraham saat itu, diberkati berlimpah-limpah, akan menjadi bangsa yang besar,
keturunan Abraham akan menduduki kota-kota musuhnya, dan oleh keturunannya semua
bangsa di bumi akan mendapat berkat. Kita, kapan janji itu diucapkan Tuhan?
Apakah sebelum Abraham hendak membunuh Ishak? Tidak! Janji itu dinyatakan
justru ketika Ishak akan dibunuh.
Kita, jangan pernah menantikan
berkat Tuhan tanpa kita mau apa yang ada dalam hidup kita diambil sebagian.
Ayub tidak akan dilipatgandakan tanpa Ayub mempersembahkan apa yang
ada pada Tuhan. Tanpa Ayub rela, tidak mungkin Allah memberkati dia. Sifat
Allah itu menuntut kita untuk memberi. Ada persoalan, tapi ada misteri Tuhan!
Jangan lupa, Allah ingin memberi yang terbaik, tapi Allah juga menuntut
sebagian dari Anda, agar Anda memberi yang terbaik.
Relakan sebagian dari Kita, yang Tuhan tahu sudah tidak berarti,
dibuang, dengan maksud mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
#3 Muliakan Tuhan
Kenapa Tuhan izinkan kita masuk
Padang Gurun? Yang ketiga, ada satu destiny yang Tuhan berikan bagi hidup kita,
yaitu supaya hidup kita memuliakan Tuhan.
Tuhan mau "titip"
kemuliaan kepada Kita. Karenanya ada bagian hidup Kita yang Tuhan merasa tidak
layak untuk dipakai Kita untuk dibuang.
Sebuah ilustrasi, istri saya marah kalau saya pakai kaos kesayangan
saya yang sudah lama, yang dulu saya beli di PBB di New York, saya suka ada
logonya United Nations. Kaos itu enak sekali dipakai. Nyaman sekali walau sudah
melar sana-sini. Istri saya bilang kalau dia benci kaos itu. Akhirnya dia robek
dijadikan kain pel. Saya mau marah tidak bisa, ada satu jawaban yang menyentuh
saya. Dia bilang, Aku nggak mau kita diejek orang. Aku nggak mau orang
mengritik kita. Saya tidak malu, karena kita memang suami saya. Tapi saya tidak
siap kalau ada orang menjelekkan kita karena kita adalah suami saya.
Sadarkah kita? Kita adalah gambar dan rupa Tuhan. Imago Dei. Image of
God. Kenapa Tuhan mau mengambil sebagian dari hidup Kita, karena Dia mau
memberikan atribut yang baru.
Mungkin Tuhan katakan, kita sudah tidak layak naik sepeda, karena
Tuhan mau kasih mobil.
Bersikap sederhana bukan berarti memiskinkan diri. Tidak usah
membesar-besarkan yang ada. Tapi kalau Anda diberkati Tuhan, boleh tidak
memuliakan Tuhan dengan hartamu? Anda pakai mobil yang bagus atau Anda naik pesawat
di business class, Anda bisa bersaksi, ini berkat Tuhan, Tuhan yang memberkati,
Puji Tuhan. Muliakan Tuhan dengan harta-Mu!
Kita boleh saja pakai jam tangan yang bagus, asal bukan untuk
menjatuhkan orang lain. Yang penting Anda bisa memuliakan Tuhan, menjadi
kesaksian bahwa anak-anak Tuhan diberkati Tuhan, dimuliakan Tuhan.
Hidup harus balance. Menikmati hidup juga itu berkat Tuhan. Amin?
Jangan pikir, kalau makan nasi dan tempe terus itu memuliakan Tuhan. Kalau
Tuhan berkati, kenapa tidak ajak keluarga kita makan di restoran yang bagus?
Kita, izinkan Tuhan memproses dirimu karena Dia mau memberikan yang
terbaik, karena ada kemuliaan Tuhan yang Tuhan siapkan bagi diri Kita. Muliakan
Tuhan, karena engkau diberkati Tuhan.
Comments
Post a Comment