Pembebasan Seutuhnya Bagi Orang Percaya
Sejak awal Firaun atau penguasa
sistem dunia yaitu Iblis tidak menghendaki pembebasan seutuhnya terjadi.
Pembebasan seutuhnya adalah peperangan rohani. Bagian Tuhan adalah melepaskan
tulah dan bagian Musa adalah taat akan perintah Tuhan. Artinya Tuhan yang
berperang ganti kita. Tulah ke-1, ke-2 dan ke-3 masih belum ‘mempan’ dan mereka
masih tetap tegar-tengkuk, tetapi saat tulah keempat diberikan, barulah Firaun
memanggil Musa.
Ada 4 tipu daya Firaun/ iblis
yang dilakukan kepada orang Israel dan juga kepada kita sebagai orang percaya,
yaitu:
1. Boleh Menjadi Orang Percaya,
Tetapi Gaya Hidup Harus Tetap Sama Dengan Orang Dunia (Keluaran 2-8)
Tuhan memberikan tugas kepada
Musa untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir untuk beribadah ke padang
gurun tiga hari perjalanan jauhnya. Setelah tulah ke-4, barulah Firaun memanggil
Musa dan berkata, “Sekarang kamu boleh beribadah, tetapi di Mesir saja”. Saat
itu, Musa langsung menjawab, “Mana bisa kami beribadah di Mesir! Ibadah kami
adalah merupakan kekejian bagi Bangsa Mesir. Jadi kalau kami beribadah di
Mesir, kami akan dilempari batu!” (Keluaran 8:25-27)
Pengertiannya: Kita boleh
beribadah; boleh menjadi orang percaya, tetapi gaya hidup kita harus sama
dengan orang dunia supaya kita tidak dihukum, atau supaya kita bisa hidup.
Hari-hari ini kita banyak mendengar orang berkata, “Kalau kita berbisnis tidak
sama dengan cara yang dilakukan dunia, mana bisa kita hidup? Mana bisa jalan
bisnisnya? Mana mungkin mendapat pergaulan yang enak dengan orang dunia kalau
kita tidak mengikuti cara-cara mereka (minum minuman keras, pesta-pora, mabuk-mabukan,
narkoba, perzinahan)”. Berhati-hatilah! Itu salah satu tipu daya Iblis.
Wahyu 13:16-18, “Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan
tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting
di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.”
Ada masanya di mana orang
tua-muda, kaya-miskin, orang merdeka atau orang tertawan harus memakai tanda di
tangan kanan atau dahinya dan kita tahu itu adalah chips yang beritanya sudah
ramai beredar hari-hari ini yang tandanya adalah ‘666’.
Saya kuatir kalau Saudara sebagai
orang Kristen atau sebagai orang percaya, masih kompromi dengan cara atau gaya
hidup seperti orang di dunia, Saudara tidak akan tahan, sebab kalau tidak
memakai chips Saudara tidak akan bisa berjualan atau membeli. Itu benar-benar
sesuatu yang luar biasa! Tetapi Saudara harus tahu bahwa yang memakai chips itu
tempatnya di NERAKA!
Salah satu tipu daya iblis
adalah: “Kamu boleh jadi orang Kristen, tidak apa-apa…tetapi gaya hidupmu tetap
harus tetap sama dengan orang dunia supaya kamu dapat hidup!”. Waktunya sudah
sangat singkat, Saudara harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan, agar sebelum
hal ini terjadi kita sudah diangkat.
2. Boleh Menjadi Orang Percaya,
Tetapi Jangan Terlalu Serius (Keluaran 8:28)
Setelah Musa menolak tawaran
Firaun, dia berkata kepada Firaun, “Tuhan menyuruh kami harus pergi ke padang
gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban. Jadi kami
tidak bisa mempersembahkan korban di Mesir. Kami tolak itu, kami tidak bisa!”
Firaun berkata, “Baiklah kalau
begitu, kamu boleh pergi ke padang gurun. Berapa hari perjalanannya? Tiga hari?
Wah, terlalu lama. Kamu boleh beribadah ke padang gurun, tetapi jangan jauh-jauh.
Biarlah kurang dari tiga hari tetapi setengah hari atau satu hari saja
perjalanan jauhnya”. Pengertiannya: Kamu boleh jadi orang Kristen, tetapi
jangan terlalu serius. Jangan jauh-jauh! Jangan sungguh-sungguh! Inilah tipu
daya iblis.
Saudara yang dikasihi Tuhan,
hari-hari ini kita banyak menemukan pengajaran-pengajaran yang disebut dengan
pengajaran hyper grace yang justru membuat kita, orang-orang Kristen tidak
sungguh-sungguh!
Hyper grace mengajarkan, “Tuhan
mengampuni semua dosa yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan. Jadi
dosa masa lalu, dosa masa kini dan dosa yang akan datang sekaligus sudah
diampuni. Allah tidak melihat lagi dosa apa pun yang kita perbuat setelah lahir
baru. Karena Dia melihat kita sudah sempurna dan kudus di dalam Anak-Nya.”
Jika pengajaran seperti ini benar
adanya, perlukah kita hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan? Bukankah setelah saya
bertobat dan lahir baru, mau berbuat apa pun saya sudah diampuni? Jika
pengajarannya seperti ini maka tidak akan ada orang Kristen yang hidup
sungguh-sungguh! Buat apa rajin ke gereja, hidup kudus, menjaga hidup sesuai
dengan Firman Tuhan? Tetapi Alkitab berkata bahwa dosa itu akan diampuni kalau
kita bertobat! 1 Yohanes 1:9 dengan jelas berkata, Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan. Jadi syarat supaya dosa kita diampuni
adalah pertobatan.
Hyper grace sangat menentang
pertobatan dengan berkata, “Kasih karunia mengalahkan pentingnya pertobatan.
Pertobatan tidak penting setelah lahir baru, karena semuanya telah dibayar oleh
Tuhan Yesus di atas kayu salib. Mohon pengampunan identik dengan dosa, karena
artinya meremehkan pengampunan sempurna melalui salib Kristus!”. Sehingga hyper
grace mengajarkan berdoa, “Terima kasih, Tuhan. Meskipun saya berbuat dosa saya
tetap sempurna di hadapan-Mu!”. Luar biasa!
John Calvin yang dikenal dengan
‘Calvinisme’ memiliki paham, “Sekali Selamat Tetap Selamat”, sama dengan Hyper
grace. Tetapi sesungguhnya berbeda! Ada 2 hal dari paham ini yaitu tentang
hukum dan pertobatan. “Pertobatan bukan hanya permulaan kehidupan Kristiani
tetapi itulah gaya hidup Kristiani yang sebenarnya.” Pertobatan bukan hanya
pada waktu kita mengalami kelahiran baru, yaitu bertobat dan percaya kepada
Tuhan Yesus lalu selesai, tetapi justru pertobatan adalah gaya hidup kita
setiap hari dan setiap saat kita koreksi diri. Barulah Saudara akan menjadi
orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Kalau Saudara berdosa
terus-menerus atau setelah tahu kebenaran dengan sengaja tetap berbuat dosa;
dan kalau itu saudara bawa sampai akhir, maka tempatnya di NERAKA!
Ibrani 10:26-28 berkata, Sebab
jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada
ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan
menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia
dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
Saya mendengar banyak orang
tertekan, merasa bersalah dan tertuduh gara-gara “dihakimi” oleh hukum. Semua
terjadi karena dia tidak bisa menjalankan itu. Orang ini selalu merasa tertuduh
sehingga begitu mendengar pengajaran dari hyper grace langsung merasakannya
sebagai kelepasan. Itu adalah kelepasan yang semu. Lebih baik Saudara datang
kepada Tuhan Yesus dan berkata, “Tuhan, saya sungguh-sungguh mau melakukan
tetapi saya tidak bisa melakukannya. Ampuni saya, Tuhan!”. Tuhan Yesus pasti
mengampuni Saudara dan jangan lupa, yang bisa membuat kita mampu melakukan
Firman Tuhan itu bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kasih karunia! Kalau
saudara hidup intim dengan Tuhan, saudara pasti bisa melakukannya. Bukan dengan
kekuatan kita melainkan kekuatan dari Tuhan, yaitu kasih karunia Tuhan.
3. Boleh Beribadah, Tetapi Hanya
Suami, Jangan Seluruh Keluarga (Keluaran 10:12)
Pada tulah ke-5, 6, 7 sampai
ke-8, Firaun masih tetap tegarkan dirinya atau tegar tengkuk, lalu setelah
tulah ke-8 akhirnya Firaun tidak tahan dan memanggil Musa. Lalu bertanya,
“Siapa sih yang sebenarnya akan pergi?” Musa langsung menjawab, “Yang akan
pergi adalah orang-orang muda dan yang tua, anak laki-laki, perempuan dengan
kambing-domba kami, lembu-sapi kami sebab kami harus mengadakan perayaan untuk
Tuhan”. Langsung Firaun menawar lagi, “Baiklah, kamu boleh pergi, tapi hanya
laki-laki saja yang boleh pergi”. Ini pun langsung ditolak oleh Musa! Sebab
artinya Firaun atau Iblis berkata begini, “Sudahlah, yang percaya biar
laki-laki saja, isteri dan anak-anak tidak perlu jadi orang percaya”.
Saudara, kalau suami-suami tidak
bertindak sebagai imam, maka istri dan anak-anaknya pasti tidak sungguh-sungguh
dengan Tuhan. Mazmur 128 berbicara tentang “Berkat Atas Rumah Tangga”, di situ
jelas dikatakan bahwa kalau orang laki-laki atau suami-suami takut akan Tuhan
dan hidup sebagai imam, maka istri dan anak-anaknya semua menjadi
sungguh-sungguh.
Ada sebuah data yang menuliskan
bahwa: Jika suami sungguh-sungguh dengan Tuhan, maka 70% dari anak-anaknya yang
sungguh-sungguh dengan Tuhan. Kalau isterinya yang sungguh-sungguh dengan
Tuhan, maka hanya 30% anak-anaknya yang sungguh-sungguh dengan Tuhan. Jadi
berarti peranan suami ini sungguh luar biasa penting. Kalau suami - isteri
sungguh-sungguh dengan Tuhan, maka 100% anak-anaknya yang sungguh-sungguh
dengan Tuhan. Seluruh keluarga diselamatkan. Tuhan menghendaki seluruh keluarga
diselamatkan, baru setelah itu Saudara akan mengalami pembebasan seutuhnya.
4. Boleh Menjadi Orang Percaya,
Tetapi Tidak Perlu Dengan Harta (Keluaran 10:24)
Firaun tetap mencoba tawar
menawar dengan Musa, tetapi Musa tetap menolak sampai akhirnya datang tulah
ke-9 yaitu gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari. Tulah ini
sangat menekan orang Mesir sehingga membuat Firaun kembali memanggil Musa, “Hei
Musa, kamu semua boleh pergi beribadah kepada Tuhan, tetapi….(jadi masih ada
‘tapi’nya)…kambing-dombamu dan lembu-sapimu harus ditinggalkan, juga
anak-anakmu boleh turut bersama kamu”.
Musa menjawab, “Tidak bisa! Kalau
kami meninggalkan ternak kami, justru ternak kami itulah yang harus kami ambil
untuk beribadah kepada Tuhan”. Jadi untuk beribadah kepada Tuhan memerlukan
uang.
Saudara, Tuhan tidak memerlukan
uang saudara, tetapi pekerjaan Tuhan atau pelayanan Tuhan itu butuh uang!
Karena itulah Tuhan memberkati saudara, tetapi jangan lupa, Iblis tidak senang,
dia akan terus berusaha untuk mencuri berkat yang Tuhan sudah sediakan bagi
saudara.
Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,
Comments
Post a Comment